Lingkungan Sebagai Media Pengajaran


Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktek lapangan, pelayanan pada masyarakat , manusia sumber. Ada tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara saksama melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persapan, pelakanaan dan tindak lanjut. Dalam setiap tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkunan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri. 
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), hal  217.

Media Tiga Dimensi

Sebuah model memberikan impresi tiga dimensi dari objek nyata baik yang hidup maupun yang tidak. Oleh sebab itu modal sangat membantu dalam mengkomunikasikan hakikat dari berbagai benda, baik yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh maupun dekat seehingga dapat dipahami oleh siswa.
Sebuah model dapat dibuat untuk memperlihatkan karakteristik bagian lur saja misalnya solid model, atau struktur bagian dalam objek misalnya cutaway model, atau urut-urutan bagian misalnya build-up model, atau cara kerja model misalnya working model, atau aspek-aspek lain dari benda nyata. Diorama merupakan model khusus yang menciptakan suasana lingkungan tertentu, boneka merupakan variasi bentuk model yang diperuntukan bagi pertunjukn lakon-lakon dramatisasi. Sebagai contoh, boneka si Unyil amat populer di kalangan para siswa.
Penggunaan benda nyata (real life materials) di dalam proses belajar mengajar terutama bertujuan untuk memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek studi tertentu, atau bagian bagian serta aspek-aspek lain yang diperlukan.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), hal 206-207.

Media Audio

Manfaat media audio di dalam pengajaran terutama dirasakan benar dalam melatih berbahasa asing, music literary, belajar jarak jauh, dan paket belajar atau modul untuk tujuan belajar mandiri.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari jenis media ini, antara lain dalam hal melatih daya ingat dan mengungkapkan kembali gagasan cerita yang telah disimak. Melatih diri dalam memisahkan informasi yang relevan dari ang tak relevan serta dapat pula melatih daya analisis.
Dalam pada itu, ada beberapa kelemahan dari media ini antara lain media audio dalam penggunaannya memerlukan latihan khusus, diperlukan juga perbendaharaan kata-kata bagi para pendengarnya untuk bisa memahami isi pesan yang disampaikannya, dalam hal-hal tertentu perlu dibantu dengan media visual, misalnya slides atau strips.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), hal 155. 

Media Proyeksi

Manfaat media overhead projector (OHP) dalam pengajaran antara lain adalah mempertahakan komunikasi tatap muka sehingga guru mudah mengontrol siswa selama dia mengajar. Mudah dipergunakan dan paktis, karena dapat dipakai di tempat yang terang, cocok untuk semua ukuran kelas, mempunyai variasi teknik penyajian yang tidak membosankan serta mudah sekali dioperasikan oleh setiap pemakai.
Namun demikian media jenis ini mempunyai kelemahan, misalnya untuk memproyeksikan pesan atau isi pelajaran di trasparans diperlukan perangkat keras yaitu overhead projecor . Diperlukan juga keterampilann menulisakan pesan yang ringkas dan jelas, dan menuntut penataan ruangan yang baik.
Media slides dan strips sangat berfaedah dipakai dalam pengajaran, karena beberapa keuntungan yang dimilikinya misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa dalam meneliti bahan pelajaran lebih jauh. Media ini sangat baik untuk tujuan mengembangkan pengertian konsep abstrak menjadi lebih konkret , membantu mengingat isi materi pelajaran yang bersifa verbal. Itulah mengapa media ini cocok dipakai daam drill bercakap-cakap bahasa asing. Namun demikian media ini mempunyai keterbatasan karena tidak mampu menampilkan gerak, memerlukan tape recorder sebagai pelengkap suara. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pemakaian slides terhadap materi pelajaran, hendaknya dapat merangsang diskusi dan gambar-gambarnya harus cukup tajam dan kontras.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), hal 127-128.

Media Berbasis Visual


Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, gambar, chart dan gabungan dari dua bentuk atau lebih foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan leh kualitas dan efektivitas bahanbahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers), Hal106-107.



Pemilihan Media


Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1.      Motivasi
2.      Perbedaan individual
3.      Tujuan pembelajaran
4.      Organisasi isi
5.      Persiapan sebelum belajar
6.      Emosi
7.      Partisipasi
8.      Umpan balik
9.      Penguatan (reinforcement)
10.  Latihan dan pengulangan
11.  Penerapan

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers), hal 72-75.

Dasar Pertimbangan Pemilihan Media


Pertanyaan-pertanyaan praktis yang dapat diajukan dalam rangka pembelian media jadi adalah sebagai berikut
1.      Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapaai?
2.      Apakah ada sumber informasi, katalog dan sebaginya mengenai media yang bersangkutan?
3.      Apakah perlu dibentuk tim untuk mereview yang terdiri dari para calon pemakai?
4.       Apakah ada media dipasaran yang telah divalidasikan?
5.      Apakah media yang bersangkutan boleh direview terlebih dahulu?
6.      Apakah tersedia format review yang sudah dibakukan?
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), Hal 85.